Termaafkan karena postingan Tara Basro dan Audy Item
Beberapa saat yang lalu Tara Basro mengunggah postingan pada akun instagramnya yang menampakkan wajah polosnya sehabis mandi. Mbak Tara kelihatan natural dengan balutan handuk putih ditambah ekspresi wajah yang uwuw. Nampak jelas keseksian yang hakiki dari wajah yang Indonesia banget. Postingan dengan caption "Raw. No filter", seolah mbak Tara ingin menunjukkan kalau seleb juga manusia. Dengan wajah yang nggak flawless flawless amat, ia tunjukkan dengan bangganya.
Alhasil
postingan tersebut langsung meraup like sebanyak puluhan ribu, terutama dari
kaum hawa. Banyak komen netizen yang memuji kecantikan natural dari Tara Basro,
seperti "ayunya natural, natural kecantikan Indonesia exotis", "abis
mandi aja cakep banget mba, aku habis mandi nggak mandi sama aja, dan banyak
pujian lainnya. Akibat postingan dari istri Daniel Adnan ini saya seolah termaafkan,
dengan tekstur wajah yang nggak halus mulus, saya merasa diriku ini pantes juga
kalo jadi kakak Tara Basro.
Beda
lagi dengan postingan Audy item. Teteh Audy memposting sebuah gambar
kartun wanita dengan tubuh dibalut pita bertuliskan "My Body is Not
Your Business". Postingan tersebut seperti menyerukan bahwa, tubuh
kita adalah milik kita, mau gemuk atau langsing, tinggi ataupun pendek, tubuh
kita adalah privasi dan aset yang harus kita jaga, dan kamu nggak berhak
melakukan justifikasi atau rekomondasi bisnis dengan dalih tubuh
saya. Caption postingan tersebut bertuliskan "Ikan Hiu makan
Tomat...bodo amat", dalam waktu 9 menit, postingan itu mendulang like
sebanyak puluhan ribu juga.
Disusul
dengan komen dari para pesohor Indonesia yang mengamini postingan Audy
tersebut. Netizen kompak menguatkan dengan komen-komen di kolom, seperti "You
always look good now and then mrs. uwais", "love my body bohay"
dan masih banyak komentar lainnya yang mendukung postingan si teteh. Dari
fenomena postingan dua selebriti yang kesehariannya identik dengan
tampilan maksimal dan perfecto tersebut, membuat saya sedikit bernafas
lega, bahwa body yang saya miliki ternyata juga dimiliki para pesohor tanah air,
kok ! Masalah body gendat gendut ataupun wajah tak mulus juga menjadi
masalah para selebriti, kok ! Bukankah hal tersebut sangat manusiawi ?
Akan
tetapi dalam konteks kehidupan bermasyarakat baik di perkotaan, perkampungan
atau pedesaan jawabannya adalah, NGGAK...!!! Cantik ya harus putih, mulus,
langsing, glowing. Parahnya lagi komentar membanding-bandingkan bentuk
tubuh, mereka bawa ke dunia nyata dan mereka nyinyirkan seolah tanpa
dosa laksana sego janganan.
Hal
itu pernah saya alami ketika habis melahirkan anak pertama. Salah satu kerabat
yang saat itu berkunjung ke rumah untuk tilik bayi, menceritakan
pengalamannya yang mumpuni dan teruji nyata dalam mempertahankan keseksian
tubuhnya. Wah, ini nasihat yang bagus pikir saya. Saya simak bait demi bait
ceritanya, lha kok diakhir cerita dia menutup dengan kata, "makane
mbak, ben bojo nggak kecantol wedokan liyo, awake diramut !". Lha
dalah....penutupnya pedes amat ya ! pikirku sambil senyum kecut. Lha wong untuk
pipis dan BAB aja masih mikir posisi yang paling pas dan nggak berisiko jaitan
copot, kok udah mikir mau diet dan mengembalikan bentuk tubuh, rasanya kudu misuh-misuh
tenan.
Momok
body shaming sebenarnya banyak dilakukan oleh sesama kaum wanita, bahkan
yang lebih parah dilakukan oleh orang terdekat yang ingin dicap
perhatian. Mereka tanpa ragu menghakimi bentuk tubuh kita dan tampilan wajah
kita yang mengalami perubahan. Sedangkan perubahan bentuk badan, wajah dan
tampilan pada seorang wanita, apalagi wanita yang sudah menikah dipengaruhi
oleh banyak hal, salah satunya adalah pengaruh hormonal akibat dari kontrasepsi
yang mempengaruhi bentuk tubuh jadi melebar tak terkendali, terkadang ditambah
dengan warna kulit yang semakin gelap. Sedangkan perubahan pada wanita yang
masih gadis, pengaruh hormonal bisa berdampak pada munculnya jerawat yang
membuat tampilan wajah bertekstur dan oily.
Seseorang
yang terdampak body shaming tentu saja akan mengalami rasa minder,
ia merasa sudah tidak berharga dan tidak secantik ketika masih gadis, bahkan
dia juga tidak percaya diri di hadapan suami dan orang lain. Ketika rasa down
sudah hinggap di dalam pikiran si korban, otomatis si korban akan mencari
jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu contohnya adalah melakukan
perawatan kecantikan mulai dari yang biasa saja bahkan sampai membahayakn jiwa.
Seperti operasi plastik, sedot lemak, suntik silikon serta perawatan lainnya.
Tak
berhenti sampai disitu, para puan ini juga rela melakukan diet ketat yang
resikonya bisa berujung pada kematian. Jika solusi yang didapat seperti itu
masih baguslah, nah bagaimana kalau solusi mereka adalah mengakhiri hidup
karena terlalu depresi dengan body shaming yang diterima ? sungguh hal
ini amat melukai psikologi si korban dan menimbulkan efek trauma bukan?
Sebenarnya
saya sempat berada di fase pemuja kecantikan. Saya pernah melakukan perawatan
di klinik kecantikan yang sebulan nominalnya setara dengan cicilan motor. Hasil
yang saya terima sebenarnya bagus banget, wajah saya laksana batu pualam yang diberi
plastik wrap, mengkilap halus tanpa pori-pori, akan tetapi semua itu berat di
ongkos.
Pernah juga saya melakukan diet ketat sampai asam lambung
meningkat dan berakibat saya pingsan karena perut melilit di depan kasir
indomaret yang saat itu sibuk menawarkan promo kepada pelanggan di depan saya
(sumpah, ini pengalaman paling memalukan !).
Dari
berbagai pengalaman tidak mengenakan terkait perawatan wajah dan diet ketat
yang saya lakukan, saya jadi berfikir ulang untuk tampil cantik. Kalau hasilnya
cantik tapi pada akhirnya nyakitin, ya buat apa ? walaupun ada pepatah yang
bilang cantik itu mahal, mau cantik harus siap sakit. Hal itu tak ubahnya
seperti menjalani hubungan cinta jarak jauh, pilih bertahan atau melepaskan,
walau kenyataanya menyakitkan.
Dari
postingan dua selebriti diatas saya merasa punya asupan kekuatan untuk meyakini
bahwa cantik itu berasal dari dalam diri seorang wanita, cantik itu tergantung
kita membawa diri bagaimana, cantik itu sampai seberapa kita merecharge
pengetahuan informasi dalam otak kita. You are beautifull just the way you
are, girl ! jangan sampai tampilan luaran kita cantik, giliran diajak
diskusi soal lagu terbaru BTS kita nggak tahu, khan malu. I love my body and
you should too.
Comments
Post a Comment